14 September 2016
Tak Ada Siswa yang Bodoh, Cek Lagi Cara Ajarnya!
KOMPAS.com Studi International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA) di Asia Timur, memperlihatkan keterampilan membaca kelas 4 SD di Indonesia berada di peringkat terendah ketika dibandingkan dengan negara tetangga.
Rata-rata skor tes membaca tertinggi diraih Hong Kong (75,5). Peringkat kedua diduduki oleh Singapura (74). Sementara itu, Thailand berada di posisi ketiga (65.1). Filipina satu peringkat lebih tinggi dari Indonesia (52.6). Adapun skor tes siswa Indonesia adalah 51,7. Mereka hanya mampu menguasai 30 persen materi bacaan.
Selain itu, pelajar Indonesia juga kesulitan menjawab soal-soal penalaran yang membutuhkan pemahaman. Hal ini disebabkan mereka terbiasa menghapal dan menjawab soal pilihan ganda.
Ada apa?
Tak ada faktor tunggal
Sistem pendidikan formal Indonesia cenderung memperlakukan siswa sama rata.Padahal, semua anak berbeda. Setiap anak punya kekhususan berbeda. Ketika diperlakukan sama, ada yang bisa mengikuti, ada yang tidak,” ungkap Founder & CEO Elite Tutors Indonesia,Sumarsono, di Jakarta, Rabu (7/9/2016).
Menurut Sumarsono, bisa jadi sistem pengajaran tersebut membuat sejumlah anak tak terseleksi.Memiliki kekhususan tetapi tidak terlihat oleh sistem yang ada, ujar dia.
Ada beragam kondisi yang membuat pengajaran tak optimal terserap oleh siswa. Misalnya, anak kurang konsentrasi, kurang minat dengan pelajarannya, tak suka dengan metode ajar gurunya, fasilitas sekolah kurang menunjang.
Kenali Kebutuhan Siswa
Sumarsono berpendapat setiap anak butuh dukungan untuk bisa mendapatkan potensi terbaik. Sumarsono pun menggagas sistem tailor-made yang dikembangkan di lembaganya. “Sistem ini sudah banyak diterapkan sekolah dan lembaga pendidikan di luar negeri, tapi belum familiar di Indonesia,” tutur Sumarsono. Silabus dalam sistem ini dibuat berdasarkan kebutuhan dan tujuan anak. Di dalamnya tercakup mata pelajaran dan target nilai yang ingin dicapai siswa.
Tujuan anak ikut tambahan pelajaran macam-macam, (seperti) ingin masuk sekolah favorit, ingin masuk perguruan tinggi negeri, atau ingin kuliah di luar negeri,” sebut Sumarsono. Sistem tailor-made juga merancang pola ajar yang menghibur. Saat murid sudah merasa nyaman dengan pendidik, mereka akan terbuka dengan sendirinya dan lebih mudah menerima pengajaran.
Tantangan yang dihadapi pelajar sekarang teramat beragam, dari kurikulum sampai kemungkinan masalah domestik keluarga.Di situ kami berperan, tutor menempatkan diri sebagai teman,” tegas Sumarsono.Di kami, chemistry antara peserta didik dan tutor sangat dijaga, karena usia peserta didik kami lebih mendengar teman daripada orangtua,imbuh dia.
Satu hal yang paling berbeda dari lembaganya adalah sistem privat. Satu siswa ditangani oleh satu tim tutor yang membantu dan memantau kemajuan dan target belajarnya.
Sebelum silabus disusun, lembaganya membuat pula mekanisme one stop service untuk memastikan kebutuhan dan tujuan siswa.Prosesnya sekitar dua pekan,sebut dia.
Masih berpikiran ada anak bodoh? Coba Anda pikir lagi.